Mengulas Karya dalam Kunjungan Seni

Analisis Aliran Seni, Teori Mimesis, dan Teori Significant Form dari Empat Karya pada Pameran Vice and Virtue di Wisma Geha. 


 1. We will Never Know the Real Answer Before We Try


Erza Zabuza (2023)

Lukisan karya Erza Zabuza yang berjudul "We will Never Know the Real Answer Before We Try" ini dibuat dengan media Acrylic on Canvas berukuran 80 x 100.  Lukisan ini menggambarkan seorang anak laki-laki yang tengah mengejar selembar tisu yang diibaratkan sebagai mimpinya. Bayangan di tembok menggambarkan bahwa anak tersebut membayangkan dirinya sebagai seorang hero berpedang yang menunggangi kuda.  Lukisan ini menganut aliran Fauvisme karena warna yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau gagasan seniman, bukan hanya sekedar pewarna.


Analisis melalui Teori Mimesis

Jika lukisan  "We will Never Know the Real Answer Before We Try" dianalisis menggunakan Teori Mimesis versi Plato, maka lukisan ini hanyalah hasil imitasi dari manusia yang sedang bersepeda. Namun dalam Teori Mimesis versi Aristoteles, lukisan ini merupakan hasil representasi dari seorang anak yang sedang mengejar mimpinya yang digambarkan sebagai selembar tisu yang tertiup angin. 

Analisis melalui Teori SIgnificant Form

Jika lukisan  "We will Never Know the Real Answer Before We Try" dianalisis menggunakan Teori SIgnificant Form oleh Civen Bell, karya ini menggunakan warna-warna cerah yang mencolok dengan outline berwarna hitam yang rapi. Pewarnaan yang digunakan cenderung flat tanpa tambahan tekstur apapun. Jika diamati secara keseluruhan, lukisan ini akan menimbulkan emosi semangat. 


2. Kirana

Laila Wulancahya (2023)

Lukisan kaya Laila Wulancahya yang berjudul (Kirana) ini dibuat dengan media Acrilic on Canvas berukuran 30 x 30. Lukisan ini menggambarkan figur wajah seorang perempuan bernama Kirana yang tenggelam dalam kesedihan dan emosinya. Lukisan ini menganut aliran Fauvisme karena warna yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau gagasan seniman, bukan hanya sekedar pewarna.

Analisis melalui Teori Mimesis

Jika lukisan  "Kirana" dianalisis menggunakan Teori Mimesis versi Plato, maka lukisan ini hanyalah hasil imitasi dari wajah seorang gadis. Namun dalam Teori Mimesis versi Aristoteles, karya ini merupakan representasi dari emosi kesedihan dari seorang gadis di masa remajanya.

Analisis melalui Teori SIgnificant Form

Jika lukisan  "Kirana" dianalisis menggunakan Teori SIgnificant Form oleh Civen Bell, karya ini menggunakan kombinasi dari berbagai jenis warna biru mulai dari biru muda hingga minggu tua.  Dibelakang wajah Kirana diberi warna merah terang yang kontras. Penggunaan tekstur di wajah Kirana memberi kesan timbul seperti permukaan bulan, dan penambahan tekstur merah di mata, bibir, dan rambut memberi kesan seperti darah. Jika diamati secara keseluruhan, mulai dari warna, garis, dan tekstur, lukisan ini memberikan emosi kesedihan dan kesakitan.


3. Helping New Friends (E. T)

Decky Leos (2023)

Lukisan karya Decky Leos yang berjudul "Helping New Friends (E.T)" ini dibuat dengan media Acrylic on Canvas berukuran 140 x 180. Lukisan ini menceritakan tentang sebuah keluarga yang beranggotakan seorang ayah, dua anak perempuan, dan seekor kucing yang tengah membantu alien menemukan jalan pulang ke dunia-nya. Lukisan ini menganut aliran naturalisme karena penggambaran alamnya yang sangat detail.

Analisis melalui Teori Mimesis

Jika lukisan  "Helping New Friends (E. T)" dianalisis menggunakan Teori Mimesis versi Plato, maka lukisan ini hanyalah hasil imitasi dari alam di dunia nyata.  Namun dalam Teori Mimesis versi Aristoteles, karya ini merupakan representasi dari keindahan kolam dan langit sebagai latar dari keluarga yang bersepeda.

Analisis melalui Teori SIgnificant Form

Jika lukisan  "Helping New Friends (E. T)" dianalisis menggunakan Teori SIgnificant Form oleh Civen Bell, karya ini menggunakan perpaduain garis, tekstur, warna, dan bentuk yang disusun sedemikian rupa hingga membentuk satu karya. Emosi yang ditimbulkan dari lukisan ini adalah rasa menenangkan.


4. Somebody that I Used to Know

Laila Wulancahya (2023)

Lukisan karya Laila Wulancahya yang berjudul "Somebody that I Used to Know" ini dibuat dengan media Acrylic on Cnvas berukuran 80 x 50. Lukisan ini menggambarkan seorang gadis yang tersakiti oleh pemikirannya sendiri. Lukisan ini menganut aliran surealisme karena memuat gambar suatu objek yang nyata dalam kondisi yang tidak nyata (pisau, garpu, penggaris di dalam kepala).


Analisis melalui Teori Mimesis

Jika lukisan "Somebody that I Used to Know" melalui Teori Mimesis versi Aristoteles, karya ini merupakan representasi dari gadis  yang memegang pot bunga kayu. 


Analisis melalui Teori SIgnificant Form

Jika lukisan "Somebody that I Used to Know" dianalisis menggunakan Teori SIgnificant Form oleh Civen Bell, karya ini menggunakan perpaduan warna earth-toned, tekstur dari kayu, dan bayangan , yang memberi kesan detail pada karya. Emosi yang ditimbulkan dari lukisan ini adalah rasa tegang.


Dokumentasi.

Lokasi: Wisma Geha

Waktu: 26 Oktober 2023




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menganalisis Karya Desain NFT dengan Teori Mimesis dan Teori Significant Form.

Seni dan Diri.